Lelaki Penyendiri yang Membenci Matahari

 Di bangku taman pada malam hari , aku duduk setidaknya dari tadi . Aku terus memandang langit tanpa henti , yang mungkin bukanlah suatu kebetulan , bahwa bulan sedang purnama .

Setiap malam , aku selalu duduk dan memandang langit , mensyukuri nikmat bahwa aku masih mempunyai Bulan untuk kupandang .
“Mengapa bukan Matahari ?” , pasti pertanyaan itulah yang terbesit di benak kalian .
“Aku sangat membenci Matahari , karena dia mengingatkanku pada seseorang disana , seseorang yang telah menghancurkan hatiku . Mungkin dulu aku sangat menyukai Matahari , karena ia dapat menerangi sudut gelap hati ini . Bahkan  sinar nya pun dapat menghangatkan tubuhku yang kaku ini . Tapi kini , sinar nya sudah tak mampu menembus rasa sakit di khianati yang telah menyelimuti hati ini.” ,  jawabku dalam hati .

“Bulan adalah satu-satunya temanku , hanya dia yang dapat ku percaya , tidak seperti Manusia , yang di dominasi oleh kemunafikan . Bulan memang tidak sehangat Matahari , bahkan cahaya nya pun tidak seterang Matahari . Tapi , hanya bulan lah yang dapat kita lihat saat semua telah menjadi gelap , disaat Bumi mulai kehilangan Cahaya nya .” , tiba-tiba semua kata barusan terlontar dari mulut kecilku tanpa terfikirkan dahulu .

Cahaya Bulan kian redup , tertutup oleh awan .
Aku memandang sejenak kea rah langit .

 

“Ini dia yang kusuka !” , berkata pada diri sendiri .
“Cahaya kelam menghiasi kota , yang menurutku itu sangat romantis !”

Tapi aku harus menyadari , dan aku harus terima kenyataan ini , bahwa aku hanyalah sendirian !

“Kenyataan memang menyakitkan.” , tiba-tiba kata itu terlintas dalam fikiranku.

_____________________________________________________________

Malam sangat sunyi , sampai tak ada satupun jangkrik yang mengalunkan nyanyian indahya .
Aku mulai melihat sekeliling . Dan aku merasa seperti sudah tiada lagi tanda akan adanya makluk hidup kecuali diriku , dan pohon-pohon yang sedang menemani malamku .
Tiba-tiba , muncul seberkas Cahaya dari kegelapan yang berada disudut taman sebelah sana . Semakin lama semakin banyak cahaya yang muncul . Dan setelah kuperhatikan  baik-baik , itu ternyata adalah Kunang-kunang !
Mereka terbang ke arahku , seperti ingin menemani kesendirianku . Akupun membalas niat baik mereka dengan cara mendekati mereka .

 

Setelah aku berfikir sejenak  , timbul ide untuk membuat pesta kecil di taman itu .
Aku mulai menari bersama Kunang-kunang tadi . Sepertinya , Alam mulai terlihat iri dengan pesta yang ku buat , dan mereka pun ikut menari .

Pohon-pohon yang tadinya terlihat ‘mati’ kini sedang asik menggoyangkan rantingnya . Alunan melodi yang begitu indah dari kawanan jangkrik pun kian terdengar jelas di ceruk telingaku yang cukup lebar .

 

Kami habiskan malam dengan perasaan bahagia .

 

Lalu tiba-tiba ada suara yang memekakan telingaku , suara itu pun yang menghentikan jalan nya pesta . Suara yang hampir merobek butiran-butiran udara yang bertebaran tepat di depan wajahku . Dan suara itu pun terdengar lagi .
“kuukuuruyukkk” , ternyata itu adalah suara Ayam Jantan yang sedang bernyanyi , musik nya terdengar seperti musik Kematian menurutku . Karena aku tau , bila se-ekor Ayam Jantan mulai menyanyikan musik nya , itu pertanda akan datang nya Fajar !
Aku pun dengan segera berpaling arah kearah Timur , benar saja , aku melihat Cahaya dari seberang pepohonan disana . Akupun dengan segera menghentikan pesta yang kubuat , dan aku berlari sekencang-kencangnya menjauhi arah menyembul nya Fajar .

 

Ya…Akulah Lelaki Penyendiri , yang Membenci Matahari .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam yang menyedihkan